Kamis, 23 April 2015

Agregat Kasar dan Agregat Halus

Agregat Kasar dan Agregat Halus Sebagai Pengisi Adukan Beton

Adukan beton terdiri dari beberapa material, diantaranya agregat kasar dan agregat halus, kali ini kami akan sedikit mengulas tentang dua material tersebut.

Agregat

Agregat merupakan salah satu dari beberapa bahan material pengisi beton. Dalam pengambilan agregat di alam, pihak kontraktor memberikan bukti mengenai mutu agregat agar tetap terjamin mutunya. Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 yaitu :

Agregat Halus

 

Agregat halus untuk beton cor dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat crusher stone atau pemecah batu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi menurut Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun 1971, antara lain :

  1. Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
  2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
  3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat halus yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yang sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama. Pada artikel ini kami menyertakan agregat kasar dan agregat halus yang bisa dilihat pada gambar.

Agregat Kasar


Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu atau crusher stone dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

  1. Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
  2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
  3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti  zat –zat yang reaktif terhadap alkali.
  4. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.

Demikian informasi mengenai Agregat Kasar dan Agregat Halus yang dapat kami berikan, semoga bermanfaat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar